........................ CINTA dalam KEHIDUPAN adalah KEHIDUPAN PENUH CINTA .........................
everybody is podo wae ... urip ing the same world for sa' pisane ...
ojo making troubles ... ojo 'gawe chaos ... and don't create goro-goro ...
mending we're all sharing tresno ... then live ing peace buono
ora ono battles
no more petoko

Translate

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Selasa, 26 Oktober 2010

0 HARTA vs BAHAGIA

Harta adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup untuk menjalani kehidupan. Tanpa harta apa yang bisa kita perbuat, setidaknya itulah yang ada dalam benak kita. Kalau kita hubungkan dengan "bahagia", mungkinkah kita bisa merasakan kebahagian tanpa "harta" ? Jawabannya bisa "tidak mungkin", "sulit", "mungkin" atau "bisa".
Kenapa demikian ? Itulah salah satu keistimewaan manusia sebagai "makhluk paling sempurna" di alam ini. Manusia bisa menentukan sendiri ke arah mana dia berpikir dan merasakan. Manusia bisa ber-opini tentang hidup dan memilih jalan hidupnya sendiri. Karena manusia lah yang memiliki komponen kehidupan paling lengkap dibanding makhluk lainnya.

Demikian juga dengan pemikiran manusia tentang "harta". Terserah kepada kita menterjemahkan seberapa penting "harta" dalam hidup kita. Bagaimana pun kita menganggapnya, itu sah-sah saja. Karena secara fisik, kita lah yang berusaha untuk mendapatkan harta dan berarti terserah kita juga untuk membelanjakannya sesuai kebutuhan masing-masing. Itu juga sah-sah saja. Tapi pertanyaannya, apakah harta yang menjadi prioritas dalam kehidupan ini yang harus kita kejar atau kita raih ? Bagaimana dengan sebuah rasa yang terdamba saat kita merasa sepi atau sedang berduka, yaitu rasa "bahagia" ?

Kita sendiri lah yang bisa merasakan sejauh mana kita bisa rasakan "bahagia". Namun kita bisa membaginya, memberikannya kepada siapa saja yang kita kehendaki dan orang-orang di sekeliling kita juga bisa merasakan kebahagiaan tersebut. Tapi sayangnya, untuk memperolehnya kita tidak bisa meminta ataupun membelinya dari orang lain seperti saat kita ingin mendapatkan "harta". Dengan kata lain, ternyata harta yang menjadi tujuan dalam hidup tidak bisa menciptakan rasa bahagia dalam diri.

Pada kenyataanya, kita memang butuh harta untuk mencukupi hidup ini dan itu mutlak. Sangat benar sekali, karena harta khususnya uang adalah sarana ataupun alat tukar untuk memperoleh kebutuhan hidup. Dan itu berlaku untuk siapa saja di zaman ini. Tapi kalau kita mau meredam keegoisan sedikit saja, kita akan merasakan bahwa itu bersifat fisik. Artinya, apapun yang kita peroleh melalui harta adalah sesuatu yang berwujud, bersifat fisik atau kebendaan. Sedangkan "bahagia" adalah sesuatu yang kita rasakan dalam hati, bersifat batin dan merupakan urusan bathiniah.

Jelas sudah, "harta" dan "bahagia" memang dua hal yang sangat berbeda dan tidak saling menciptakan. Dengan harta yang banyak tidak akan mampu untuk menghadirkan ataupun membeli "kebahagiaan". Berlaku juga sebaliknya, dengan merasa bahagia tidak akan dengan tiba-tiba menghadirkan harta yang banyak.

"Harta" dan "Bahagia" adalah dua hal terdamba yang tidak saling menciptakan namun bisa saling mendukung. Harta memang tidak bisa membeli bahagia tapi merupakan sarana fisik yang dapat mendukung manusia untuk mencari atau mendapatkan kebahagiaan. Dan dengan rasa bahagia, manusia akan mampu merasakan manfaat harta bagi dirinya dan merasakan batasan kebutuhan positif dalam hidupnya dalam mencari harta.

Bahagia adalah milik siapa saja yang ingin merasakannya, tidak peduli kaya atau miskin walaupun semua akhirnya harus kembali kepada diri kita masing-masing tentang bagaimana cara kita untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang bersedia membacanya dan kebenaran itu "mutlak" hanya milik Allah SWT.

0 komentar:

Posting Komentar