........................ CINTA dalam KEHIDUPAN adalah KEHIDUPAN PENUH CINTA .........................
everybody is podo wae ... urip ing the same world for sa' pisane ...
ojo making troubles ... ojo 'gawe chaos ... and don't create goro-goro ...
mending we're all sharing tresno ... then live ing peace buono
ora ono battles
no more petoko

Translate

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Senin, 25 Oktober 2010

0 INDONESIA ku MUNDUR ???

Ciri Manusia Pribumi Indonesia.


Indonesia (dalam konteks modern) semakin maju.
Tapi siapa yang mengalami kemajuan ?
Siapa yang menikmati kemajuan ?
Siapa yang melakukan kemajuan ?
Tentu saja rakyat Indonesia tercinta. Tapi, rakyat yang mana ?

Pada kenyataannya, rakyat Indonesia asli (pribumi) hanya bisa menyaksikan kemajuan yang terjadi di negri nya. Pribumi hanya mampu diam tanpa bisa menikmati kemajuan. Hanya segelintir pribumi yang bisa merasakan dan menikmatinya, yaitu orang-orang yang ada di atas dan yang memaksakan diri untuk menjadi pelaku dan penikmat kemajuan. Lalu siapa yang memanen kemajuan di Indonesia ? Ironisnya, orang pendatang dan orang asing lah yang memiliki secara mutlak kemajuan di Indonesia.

Salah siapa ?
Apakah salah mereka karena memiliki dan menikmati kemajuan di sini ?
Atau apa ini salah pribumi karena membiarkan mereka memiliki kemajuan di sini ?
Kalau kita berpikir ini salah siapa, maka keadaannya akan semakin salah kaprah. Karena ini bukan masalah salah siapa dan ini juga bukan merupakan kesalahan siapa-siapa, tapi ini akibat dari kelemahan bangsa, kelemahan pribumi.

Ini bukan masalah fisik ataupun intelektualitas, karena bangsa pribumi memiliki fisik yang kuat, sehat dan umumnya memiliki umur yang panjang. Bangsa Pribumi juga diakui intelektualitasnya di manca negara. Kelemahan yang dimaksud di sini adalah, kelemahan mental. Tapi bukan mental yang berhubungan dengan EQ, karena bangsa pribumi umumnya memiliki mental yang cukup stabil. Terbukti dengan kenyataan sekarang ini dunia entertain/hiburan yang membutuhkan mental kuat menjadi sangat diminati oleh generasi bangsa. Begitu juga dengan profesi lain yang membutuhkan kestabilan emosi dalam hal ini mental. Namun, mental yang semakin dan sudah sangat melemah pada bangsa pribumi adalah mental berbangsa dan bernegara. Mental yang mempengaruhi sikap moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Inilah kenyataannya sekarang. Orang pribumi banyak yang pintar tapi lebih banyak yang masih bodoh. Orang pribumi banyak yang kaya tapi masih sangat banyak yang miskin. Orang pribumi banyak yang jadi pengusaha dan mempunyai profesi ganda tapi masih banyak yang menjadi pengangguran sehingga menjadi semakin bodoh dalam kemiskinannya. Kenapa harus terjadi demikian ?

Itulah orang pribumi di Indonesia yang modern dan semakin canggih ini.

Seiring perkembangan jaman, manusia mengalami perubahan dalam pola berpikir dan cara menjalani kehidupan. Demikian juga dengan bangsa pribumi. Karena alasan semakin kerasnya kehidupan, karena alasan semakin beratnya beban kehidupan, kita, bangsa pribumi mengalami perubahan sikap mental yang drastis hingga disadari atau tidak ada 3 ciri utama yang terlahir seiring melemahnya mental kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ciri orang pribumi (99%) sekarang ini :
- suka melihat teman atau saudaranya susah
- suka melihat teman atau saudaranya bodoh
- prioritas dalam pekerjaan/karir : "CAMAT" (cari muka-angkat telor)


#. Suka Melihat Teman atau Saudaranya SUSAH.
Ini aneh, rasanya tidak mungkin kalau kita senang melihat orang lain susah apalagi teman atau saudara kita sendiri. Apalagi bangsa Indonesia terkenal dengan sifat gotong-royong nya, saling membantu dan sebagainya yang bersifat kebersamaan. Tapi itu dulu, yang kita bicarakan adalah sekarang. Kalau kita singgung masalah gotong royong memang sekarang ini masih ada tapi bergotong royong untuk saling menjatuhkan. Hal ini bisa kita lihat jelas pada orang-orang yang ada di atas. Tapi untuk kemudian yang kita bahas bukan pada skala yang besar tapi cukup pada hal-hal kecil yang terjadi pada kehidupan sehari-hari orang pribumi umum.

Salah satu contoh dalam hal ini, persaingan dalam pekerjaan atau profesi, antara lain :
1. Demi karir atau jabatan yang tidak seberapa, rela mengorbankan rekan kerjanya dengan cara memfitnah atau menunjukkan kelemahannya pada pimpinan.
2. Demi kelancaran usaha yang tidak seberapa, berusaha menjatuhkan orang yang yang dianggap pesaingnya walaupun masih satu bangsa dengan cara-cara yang keji, seperti memfitnah atau bahkan dengan cara mistik.
3. Saat terjadi kesalahan dalam suatu pekerjaan, masing-masing berinisiatif untuk menyelamatkan diri sendiri, masing-masing berusaha untuk cuci tangan / lepas tangan terhadap kesalahan tersebut tanpa mempedulikan resiko nya kepada rekan yang lain. Yang penting selamat..!

Setelah rekannya jatuh, dipecat atau diturunkan jabatan atau mendapat peringatan keras dari pimpinan atau merugi bahkan sampai bangkrut. Setelah kita merasakan kenaikan jabatan atau menggantikan posisinya, atau mengalami kenaikan usaha karena pesaing bangkrut, apakah timbul rasa iba kepadanya ? Kalau tidak, berarti kita senang melihat kesusahan atau kesengsaraanya yang tanpa kita sadari berakibat buruk pada keluarganya. Bahkan mungkin sampai pada anak cucunya.

#. Suka melihat teman atau saudaranya BODOH.
Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Saat kita memiliki suatu keahlian (di bidang apapun), kita tidak ingin atau bahkan tidak suka kalau melihat ada orang lain yang memiliki keahlian seperti kita atau melebihi kita. Apalagi kalau ada yang bertanya tentang sesuatu yang berhubungan dengan keilmuan kita. Pada saat itu yang ada di pikiran selalu timbul prasangka buruk, seakan-akan apabila kita beritahu suatu saat dia akan menjadi pesaing atau bahkan menjatuhkan kita. Sehingga dengan alasan apapun kita berusaha untuk tidak memberitahu atau membagi keilmuan kita atau bahkan kita menipunya, sehingga menurut kita dia tidak mungkin bisa mengikuti keahlian/keilmuan yang kita miliki. Apakah memang demikian ? kalau iya, berarti kita memang suka melihat orang lain tetap bodoh atau menjadi bodoh.

#. Prioritas dalam pekerjaan/karir : CAMAT (cari muka - angkat telor)
Ini hanya sebuah istilah dan ini juga berhubungan dengan istilah lain yang senada seperti "ABS" (asal bos senang), "yes man" atau istilah lain yang senada.
Karir itu memang penting karena dengan meningkatnya karir berarti menaikkan taraf hidup. Hingga tidak salah kalau pekerja selalu memikirikan peningkatan karir, jabatan atau apalah namanya. Tapi dengan tingginya persaingan (katanya) akan menyulitkan proses peningkatan karir. Di sisi lain, selain pemikiran kita tentang karir, ada sesuatu yang menjadi momok bagi para pekerja yaitu pemecatan/PHK. Dilandasi dua pemikiran tersebut, akhirnya membuat kita berlomba, berkompetisi, bersaing untuk disenangi atasan. Dan cara termudah adalah mencari muka pada atasan, "yes man" menurut dan menyetujui apapun yang dikatakan atasan walau kadang kita tahu itu tidak tepat/tidak sesuai.

Lalu apa salahnya dengan sikap ini ? Kita kan melakukannya demi masa depan karir kita dan gak ada yang dirugikan.
Memang kalau kita pertanyakan mungkin memang tidak ada salahnya, karena hal ini memang sudah jadi budaya dalam pekerjaan demi menunjang karir dan masa depan yang lebih baik (menurut kita).
Namun dalam setiap sikap akan mengakibatkan dua hal, yaitu untung dan rugi. Hal yang menguntungkan adalah untuk menunjang karir, sedangkan hal yang merugikan juga mempunyai dua arah, yaitu terhadap diri kita sendiri dan kepada lingkungan.
Dengan pemikiran kita yang selalu mencari sela untuk diterima oleh atasan secara instan otomatis akan membuat kita mengenyampingkan hal paling penting dalam karir, yaitu peningkatan kualitas diri dalam dalam meraih prestasi ke-profesi-an. Selain itu juga kita akan merugikan banyak pihak karena sikap kita yang selalu mencari muka pada atasan, khususnya bagi pihak yang tidak sejalan dengan kita. Atasan juga manusia, saat atasan percaya pada kita, maka dia tidak akan melihat potensi yang ada pada rekan kerja kita. Atasan hanya akan memberi kepercayaan/wewenang pada kita dan percaya pada apa yang kita katakan/laporkan, apalagi berkaitan dengan kesalahan ataupun kelemahan rekan kerja kita.

Ciri Pribumi di atas ada pada diri kita atau tidak, kita yang tahu. Namun itulah kenyataanya di dunia nyata. Bila demikian halnya berarti manusia pribumi sudah tidak memikirkan masa depan Bangsa dan Negara. Padahal masa depan Bangsa dan Negara adalah masa depan anak cucu. Masa depan bukan ditentukan oleh kekayaan atau jabatan yang dimiliki sekarang tapi lebih kepada kualitas diri, sikap kebersamaan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang akan menjadi kebanggaan dan pegangan saat diwariskan kepada anak-cucu nantinya.

Kita bisa melihat dan membandingkan sikap dan cara hidup kita sekarang ini dengan orang-orang pendatang atau suku bangsa pendatang lain, baik perantau ataupun pendatang yang hidup turun-temurun di negeri ini.
Tidak salah kalau kemajuan Bangsa dan Negara ini menjadi milik mereka. Dan kita ? "Kasian deh loe"! Kita masih berkutat dengan pemikiran "bagaimana besok" bukan "bagaimana setahun atau 10 tahun atau 50 tahun ke depan."

Bayangkan ! contoh kasus di atas adalah dalam skala dan lingkup yang kecil. Bagaimana bila kita berada di atas, berada dalam skala ruang yang lebih besar dan sudah tentu lingkup dan pengaruhnya juga jauh lebih besar. Berarti kerusakan yang kita buat semakin besar, orang-orang yang dirugikan juga semakin banyak, dan tentunya semakin meningkat lah grafik penderitaan dan kesengsaraan yang kita ciptakan. Karena memang kita lah yang telah meng-kreasi-kan negara kita ini untuk hancur !!!

Mungkin kita masih bisa menyelamatkan nasib anak cucu kita, menyelamatkan masa depan bangsa dan negara dengan sedikit demi sedikit merubah sikap mental kita. Kita bisa merubah pola pikir kita sekarang dengan mengembalikan ke wujud aslinya. Menjadi :
~ suka melihat teman atau saudara kita senang dan bahagia
Anggap saja teman-teman, saudara atau orang yang di sekeliling kita itu seperti pacar kita, hingga kita bisa lebih perhatian, peduli dan sayang pada mereka, terlebih kepada yang keadaan ataupun kondisinya dalam segala hal berada di bawah kita.

~ suka melihat teman atau saudara kita menjadi pintar
Anggap mereka seperti anak atau adik kita sendiri. Sehingga apabila mereka menjadi lebih pintar kita pun akan merasa senang / bahagia. Satu hal yang pasti, saat kita memberi satu kita akan mendapat dua, saat kita membantu seseorang untuk menjadi bisa maka kita akan menjadi pintar. Bayangkan bila kita bisa memabantu atau mengajari orang yang sudah bisa menjadi pintar, berarti kita dong "The Master' nya.
Tapi intinya, bila kebodohan di sekitar kita berkurang maka keuntungannya secara langsung atau tidak langsung pasti kita dapatkan. Setidaknya kita akan merasa lebih nyaman karena yang di sekitar kita bukan orang-orang bodoh.

~ prioritas dalam pekerjaan/karir : "tanggung jawab"
Gak perlu kita repot-repot memutar otak bagaiman biar bos jadi senang sama kita. Bertanggung jawab pada diri sendiri dengan tidak mempermalukan diri sendiri. Bertanggung jawab pada bidang keahlian kita atau pada pekerjaan dengan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kita. Bertanggung jawab pada rekan kerja ataupun relasi dengan bekerjasama, saling percaya dan saling menjaga. Bertanggung jawab pada atasan dengan menempatkan diri sebagai pekerja yang bertanggung jawab, pekerja yang mampu melaksanakan tugas sesuai dengan bidang / kemampuan diri.
Intinya, yang terpenting adalah kita harus selalu berusaha meningkatkan "kualitas diri" sehingga apapun ceritanya
kita bisa menghadapi segal tantangan pekerjaan dan suasana kerja.
PHK dan bangkrut adalah bagian dari resiko pekerjaan dalam hidup tapi dengan tanggung jawab dan kualitas diri yang kita miliki, semua itu menjadi sangat tidak berarti, hanya menjadi pengalaman manis dan bunga-bunga kehidupan.

Semoga kita bisa menjadi lebih berarti.
Semoga kita bisa menjadi lebih bermanfaat.
Semoga tidak ada lagi tangis kepedihan di negeri ini.
dan yang pasti...
Semoga kita bisa menikmati kemajuan negeri ini dengan perasaan bahagia.

Semoga...!!! Amiin...!!

0 komentar:

Posting Komentar